dr. Nicholas Gabriel - Sehati.sasi Pengalaman Koas

Stase Koas Terburuk – Pengalaman dr. Nicholas Gabriel

Okay guys, post blog yang kali ini juga salah satu post yang akan bersifat SANGAT SUBJEKTIF dan pasti akan banyak sudut pandang yang berbeda dari satu orang ke orang yang lain.

Pengalaman stase terburuk koas
Pengalaman stase terburuk koas

Post ini akan membahas mengenai stase di koas yang paling tidak GW sukain.

Baca Juga: Stase Koas Terbahagia – Sharing dr. Gilbert Selama Koas di Rumah Sakit Umum Siloam

Kita bisa tidak suka ke suatu stase karena beberapa hal. Ada orang yang ga suka suatu stase karena sibuknya, ada yang ga suka karena perseptornya yang killer, ada yang ga suka karena ga suka dengan pelajaran/keilmuannya.. (dan ada juga yang emang ga suka dengan semua stase karena memang ga suka I guess?).

Kalau gw pribadi lebih ke yang tidak suka suatu stase karena memang tidak suka dengan keilmuan, maupun dengan tipe tindakan yang dilakukan sehari – harinya.

Jadi sebetulnya gw ga bermasalah kalau suatu stase itu sibuk, atau mungkin jika perseptornya agak galak.

Nah with that, untuk gw pribadi stase yang paling tidak terlalu gw suka adalah:

Stase koas terburuk ala saya (dr. Nicholas Gabriel) adalah Obsgyn.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=lpV5vdGd6ac[/embedyt]

Kenapa?

  1. Gw emang ga terlalu suka dengan pelajaran obsgyn karena menurut gw pribadi kurang menarik.
  2. Selama praktek obsgyn itu banyak pemeriksaan – pemeriksaan yang harus dilakukan yang untuk gw pribadi ga gitu suka melakukannya.
  3. This is a shame to admit BUT gw adalah orang yang ga terlalu suka untuk berhubungan dengan segala jenis lendir, urin, feses, dan segala jenis cairan maupun zat sisa dari tubuh. Jadi bisa dibayangkan juga, di obsgyn pasti bertemu dengan semua hal tersebut terutama ketika membantu persalinan. Yes im weak deal with it 🙁

Jadi sebenarnya apa aja si yang dilakukan di stase obsgyn UPH?

Sebetulnya jika kita ngomong secara objektif, stase obsgyn di UPH itu merupakan stase yang tidak terlalu berat. Kami dibagi menjadi beberapa penempatan selama menjalani stase tersebut.

Ada di Rumah Sakit Umum Siloam Karawaci, di puskesmas, dan pada saat saya koas di rumah sakit umum daerah Serang. Kesibukan di masing – masing penempatan pun berbeda, tetapi pada umumnya kami punya jam jaga yang jelas dan cukup teratur dan manusiawi.

Gw mulai dari pengalaman di RSU Siloam. Disini kami koas obgyn memiliki jam kerja 7 – 4 (atau 5 agak lupa), dengan jadwal jaga malam dimulai setelah jam kerja siang selesai – jam 7 besok paginya. Jaga malam pada umumnya juga mungkin hanya sekitar 2 – 3x per minggu.

Disini saat jaga siang kesibukan akan dibagi menjadi kegiatan di poliklinik, poned, dan bangsal. Poliklinik tidak perlu dijelaskan lagi, membantu dokter spesialis di poli.

Poned merupakan sejenis IGD khusus untuk pasien obsgyn. Pada umumnya poned ini akan diisi oleh pasien yang inpartu atau dalam proses melahirkan. Saat menjaga poned ini juga akan merangkap dengan jaga ruang OT dan bergantian mengikuti operasi yang ada.

Bangsal berisi pasien – pasien post-partum maupun pasien lain yang memerlukan perawatan. Pekerjaan koas disini cukup follow-up dan mencatat keadaan pasien lalu menunggu dokter spesialisnya datang untuk visite. Jam pulang dan datang kurang lebih sama seperti pada bagian – bagian lain.

Jaga malam di RS juga terbilang damai karena pasien yang datang sedikit. Hampir setiap jaga tidak ada pasien baru yang datang. Sekalipun datang paling banyak hanya 2 – 3 pasien dan hampir tidak pernah ada suatu kegawat daruratan yang membuat kita tidak bisa tidur.

Setelah membahas rumah sakit, sekarang kita coba pergi dulu ke puskesmas.

Mungkin ini juga sudah menjadi suatu rahasia umum, tetapi hidup sebagai koas di puskesmas kalau dibandingkan dengan kehidupan rumah sakit itu pada umumnya lebih nyantai. Puskesmas pada umumnya hanya aktif dari jam 7 pagi sampai jam 12/1 siang.

Selain itu frekuensi seorang koas dimarahi saat berada di puskesmas itu berkurang jauh. Note disini BERKURANG bukan berarti hilang yah.

Nah kalau untuk jaga malamnya di puskesmas itu ada dua sisi. Di satu sisi kalau beruntung jaga di puskesmas hanya menumpang tidur saja. Bahkan ada 1 puskesmas yang ruang jaganya saat itu lebih nyaman dibandingkan kamar kos gw di karawaci.

Di sisi lain, kalau memang apes pasien akan lebih banyak dibanding di rumah sakit dan bila ada pasien yang gawat atau susah kalian tidak bisa mengandalkan dokter spesialis untuk membantu kalian.

Bagi beberapa orang ada beberapa masalah lain seperti katanya ada puskes yang berhantu.

(pfft pengecoettt)

Sejauh ini secara objektif oke kan obgyn? Dan gw pribadi juga setuju 100%. Tapi entah kenapa bahkan dengan rutinitas yang seperti itu gw masih g bisa terlalu menikmati stase ini.

Walaupun memang sekarang gw akan bahas waktu yang memang cukup berat selama obsgyn.

Sayangnya sih ga semua orang merasakan ini. Karena dari kicauan burung – burung belakangan ini, periode obgyn kelam ini sudah ditiadakan.

Jadi apa sih hal “ini”?

Jawabannya: penempatan stase obgyn di suatu RSUD di kota kecil(?) bernama Serang dengan plat nomor A.

Oke, sekilas penempatan disini itu on paper enak. Jam masuk jam 6 untuk follow up, dll lalu jam pulang jam 2 siang. Mantep kan? Udah seperti di puskesmas.

Tidak seenak itu kawan.

Di RSUD Serang ini kalian akan merasakan bahwa manusia berkembang biak seperti kelinci.

Saat kalian jaga poned di Serang, tiada menit tanpa hampir semua tempat tidur terisi dengan ibu yang akan melahirkan.

“loh enak dong? Kan jadi belajar banyak?” mungkin kalian yang memang tertarik dengan obgyn akan berkata seperti itu.

Dan ya memang benar, disini kalian akan berkesempatan SANGAT banyak untuk belajar mengenai persalinan dan mencari pengalaman sebanyak – banyaknya.

Tetapi ingat, saat ini kalian sedang mendengarkan cerita dari sudut pandang seseorang yang ingin sesedikit mungkin dan cukup the bare minimum belajar mengenai obsgyn.

Oh selain pandangan subjektif saya sendiri, tetapi memang secara objektif memang kerja disini cenderung lebih tegang dan melelahkan. Terutama jika kebagian jaga malam, karena jaga disini berarti mulai dari jam 2 saat teman kalian pulang, sampai besok paginya.

Cukup lelah juga karena jika kalian tidak membangun relasi yang baik dengan bidan, kalian akan menjadi pesuruh yang dinilai tidak perlu istirahat.

Untuk perseptor di Serang tidak semuanya galak, hanya beberapa oknum saja yang memang unik dan memerlukan pendekatan khusus saat berinteraksi dengan mereka. 

Yah macam kalau seorang pawang hewan buas sedang mendekati hewan tersebut lah ya.

On a more serious note, memang di Serang ini akan capek banget. Terutama jika kalian memang menarik pasien. Tetapi dari pengalaman gw pribadi kalau lagi hoki, bahkan di Serang ini bisa SEDIKIT BERKURANG pasiennya.

(yah anggaplah dari 20 – 30+ ibu yang melahirkan sehari dengan operasi bisa 5 -8++, bisa turun menjadi 10 -20 (?) dengan operasi hanya 2 – 3x)

Intinya, untuk post ini take it with a bit grain of salt.  Saya tidak mengatakan bahwa stase obgyn itu berat atau tidak menyenangkan.
Hanya saja jika dibandingkan dengan stase lain, saya merasa bahwa saya lebih sulit untuk menikmati walaupun dengan beban kerja yang seharusnya tidak terlalu berat.

Until next time. Semoga ga bosen – bosen ya guys.

Oh dan saat ini koass2doctor sudah punya akun instagram di @koass2doctor

Dan bagi kalian yang ingin diet dan suka dengan olahraga, bisa follow @sehati.sasi untuk konten2 seputar fitness dan olahraga 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish