Site icon Koas2Doctor

Catatan Koas2Doctor: Orthopaedic Webinar Class – Orthopedics Update for GP Series 2

Orthopaedic Webinar Class – Orthopedics Update for GP

Orthopaedic Webinar Class – Orthopedics Update for GP

DISCLAIMER:

Seluruh materi merupakan milik penyelenggara webinar. Koas2Doctor hanya membantu untuk menyediakan catatan tertulis berdasarkan webinar yang telah diupload ke youtube atau platform sosial lainnya secara terbuka. Anda sangat disarankan untuk menonton webinar secara full dan tidak memercayai apa yang kami catat 100%.

Baca Juga: Catatan Koas2Doctor: Webinar PERDOSSI Epilepsi Update 1

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=RTQ3dz583z0[/embedyt]

Tanggal Pelaksanaan: 5 Juli 2020.

Sesi 1 – Penanganan Cedera Olahraga di Era New Normal oleh dr. Andi Nusawarta M.Kes, Sp. OT (K) Sports

Pendahuluan:

Olahraga:

Pemakaian masker saat olahraga:

Cedera Olahraga:

  1. Terjadi karena 2 mekanisme utama
    • Overuse Injury: Terlalu banyak, intensitas terlalu tinggi
    • Traumatic Injury: karena adanya benturan akibat kesalahan saat melakukan gerakan
  2. Jenis paling sering:
    • Strain: Cedera pada tendon
    • Sprain: Cedera pada ligamen
      Sprain dan strain ada 3 derajat
      1. Derajat 1: Hanya terjadi regangan belum robek
      2. Derajat 2: Terjadi Robekan tapi belum penuh
      3. Derajat 3: Robekan penuh dari ligamen/tendon
    • Kram: Kontraksi otot yang berkepanjangan dan tidak terkontrol. Dapat menjadi suatu prediktor kelelahan.
    • Kontusio: Cedera karena benturan

Penanganan Cedera Olahraga

Gambar.1 Bagan Penanganan Cedera Olahraga
  1. PRICER
    • Protection: Pindahkan ke lokasi aman
    • Rest: Istirahatkan, jangan digunakan lagi. Lakukan imobilisasi
    • Ice: Kompres dengan es yang dibalut kain. Lakukan selama 15 menit, bisa 5 kali sehari
    • Compresion: di Kompresi dengan elastic bandage. Termasuk jenis imobilisasi
    • Elevation: Di tinggikan posisinya
    • Referral: Rujuk bila ada indikasi
  2. Penanganan non-operatif oleh GP
    • Eccentric exercise
    • NSAID
    • Kortikosteroid injeksi
    • Hyaluronat injeksi
    • PRP injeksi

Kapan harus merujuk?

Terutama lakukan rujukan ke rehabilitasi olahraga apabila memang membutuhkan rehabilitasi medis.

Apabila memerlukan pemeriksaan penunjang seperti MRI yang tidak ada di fasilitas saat ini.

Dari pemeriksaan dapat diketahui apakah cedera tersebut memerlukan tatalaksana dokter spesialis. Seperti apabila ada rupture derajat 3 atau pada saat perlu tindakan lain seperti saat butuh atroskopi maupun operatif lainnya.

Tes – Tes umum yang dapat dilakukan untuk melihat kebutuhan merujuk?

Gambar.2 Pemeriksaan fisik pada cedera olahraga

Penanganan setelah dirujuk (Operatif)

Gambar. 3 Rekonstruksi ACL
Gambar. 4 Rekonstruksi meniskus
Gambar 5. Terapi Stem cell

Sesi 2 – Low Back Pain in New Normal Era oleh dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT(K)Spine

Pendahuluan:

Penyebab Nyeri Pinggang

Gambar. 6 Penyebab Nyeri Pinggang

RED FLAGS/Tanda bahaya dari nyeri punggung bawah

Faktor resiko nyeri punggung bawah

Olahraga yang perlu untuk mengurangi nyeri pinggang

Hernia Nukleus Pulposus

Gambar 7. MRI HNP

Tatalaksana HNP

Tanya Jawab:

Bunyi – bunyi sendi itu berasa enak karena saat dibunyikan tubuh mengeluarkan endorphine, sama seperti dikerokin. Tetapi sendi itu seperti engsel pintu, jika terlalu sering dibunyikan bisa membuat “dol” atau kendor.

Maka sebisa mungkin daripada membunyikan sendi lebih baik stretching yang gerakannya tidak tiba – tiba.

Hindari juga membunyikan dengan twisting motion, karena bisa melemahkan annulus fibrosus.

Pada sprain atau strain derajat 1 hanya teregang, sehingga tidak perlu ditunda untuk peregangan.

Bisa. Tulang itu salah satu yang paling baik regenerasinya, ini alasan kenapa bahkan pasien yang patah tulang ke dukun tulang juga tetap bakal nyambung. Tetapi yang jadi masalah apabila ada kesalahan dalam penyamungan tulang tersebut (malunion)

Pada operasi umumnya resiko kelumpuhan 2 – 5% berdasar literatur. Resiko ini berbeda tergantung bagian dari spinal cordnya. Spinal cord bagian torakal cenderung lebih “rapuh” dibandingkan dengan saraf di cervical maupun lumbal.

Plasma rich Platelet. Dapat disuntikan dimana saja, karena ini berasal dari darah pasien sendiri. Berguna untuk cedera ligamen atau tendon. PRP akan memicu penyembuhan pada jaringan lunak dan tulang.

PRP bukan stem-cell.

Berdasarkan penelitian dapat mengurangi nyeri sampai dengan satu tahun. Hal ini karena PRP dapat mengurangi inflamasi.

Efek samping yang menyertai hanya berupa efek samping penyuntikan.

Yang pertama dilakukan yaitu primary survery ATLS (ABCDE). Yang penting adalah periksa gangguan neurologis.

Bagi fraktur tersebut menjadi stabil dan tidak stabil. Contoh paling mudah stabil adalah yang masih bisa bergerak seperti duduk, berdiri, dll

Pemberian steroid dilakukan saat ditemukan defisit neurologis.

Merasa catatan webinar ini bermanfaat? Ingin catatan webinar berikutnya? Komen ya untuk topik apa yang ingin dibuatkan catatannya!

Oh iya, kalian bisa mendapatkan versi pdf catatan ini dengan cara mengklik tombol share di social media kalian serta mengkomen di post ini. Setelah itu, di tab hubungi kami, kirimkan email kalian ke kami dan akan kami kirimkan pdfnya ke email kalian!

Exit mobile version