Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Mengambil ACLS?

ACLS (Advanced Cardiac Life Support) adalah suatu lanjutan dan Basic Life Support (BLS) yang memfokuskan untuk memberikan High Quality Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) untuk meningkatkan kemungkinan seseorang tetap bertahan hidup bila menderita cardiac arrest atau henti jantung akibat ventricular tacyhcardia (VT), ventricular fibrillation (VF), asystole, atau pulseless electrical activity (PEA).

Guideline ACLS ini sendiri cukup sering diupdate setiap beberapa tahun oleh American Heart Association (AHA) – sebuah lembaga yang mengawasi dan mengeluarkan guideline mengenai penyakit-penyakit jantung.

Nah, pelatihan ACLS ini sendiri merupakan salah satu syarat wajib yang harus dimiliki oleh dokter umum untuk melamar kerja. Biasanya antara di paketkan dengan ACLS dan ATLS atau bisa memilih salah satu sertifikasi.

Namun, sertifikat ACLS ini hanya berlaku selama tiga tahun. Artinya, setelah tiga tahun, akan ada re-sertifikasi yang harus diambil oleh dokter umum tersebut.

Of course it is a good thing. Re-sertifikasi dapat membuat kita update ilmu dan dapat mempraktekkan evidence-based medicine (EBM) dengan lebih mantap.

Contohnya adalah dosis atropine yang membutuhkan 4 ampul (1 mg) instead of 2 ampul saja di guideline yang terdahulu (Protokol bradikardia ekstrim dengan nadi dewasa).

Nah, berhubung gue dan Nicholas baru lulus ujian ACLS, kita ingin membahas sedikit mengenai ACLS ini, terutama fokusnya pada: “Kapan sih bagusnya waktu yang tepat untuk mengambil ACLS?”

Jadi, ACLS itu pasti ada penyelenggaranya. Paling umum adalah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Kalau di Jakarta namanya PERKI House dan kalau di Jambi namanya PERKI Jambi. Tapi, terkadang bisa juga institusi tertentu seperti rumah sakit bekerja sama dengan PERKI untuk menyelenggarakan ACLS ini dan sertifikasinya sama seperti kita mengambil ACLS langsung di PERKI nya.

Berapa sih biaya untuk mengikuti ACLS?

Well, tergantung. Range nya berkisar antara 3 juta hingga 4 juta. Kalau kalian berada di wilayah Jabodetabek itu biasanya di middle range (3.5-3.6 juta) dan di perifer itu tricky dalam artian bisa “murah banget” (3 juta) atau “mahal banget” (4 juta seperti di Jambi).

Apa saja yang akan kalian dapatkan selama pelatihan? Well, kalian akan mendapatkan buku-buku BLS dan ACLS serta video-video megacode, skills, dan lecture yang harus ditonton. Well, either baca buku atau nonton video at least karena kalian setidaknya perlu tahu basicsnya. Sangat disarankan untuk mendaftar minimal dua minggu sebelum pelatihan sehingga materi dapat dikirimkan ke kalian dan kalian memiliki waktu untuk membaca atau menonton materi.

Sebenarnya, dua hari sudah sangat cukup untuk menyelesaikan materi APABILA tidak ada kesibukan lain. Kalau bekerja? Well, realistis aja butuh satu minggu terutama bagi kalian yang kerjanya banyak dan pelatihan ACLS ini adalah sesuatu yang mendadak kalian ikuti.

Dalam era new normal, pelatihan masih 2 hari online dan 1 hari offline di mana 1 hari offline ini akan dipakai untuk ujian layaknya OSCE. Dalam 2 hari online ini, akan ada lecture namun dititikberatkan terhadap tanya-jawab dan diskusi. Sehingga, peserta diharapkan memang sudah membaca materi sehingga tidak kagok saat ditanya.

Algoritma apa saja yang diujikan?

Hampir semua kecuali algoritma choking, pediatri dan ibu hamil. Materi-materi ini akan tetap dibahas namun yang diujikan hanyalah airway (intubasi) dan algoritma lainnya.

Apa saja algoritma lainnya itu?

Jadi, biasanya soal pembukanya akan menanyakan tentang edema paru akut, sindroma koroner akut, takikardia ekstrim dengan nadi atau bradikardia ekstrim dengan nadi yang kemudian akan disambung dengan pasiennya menjadi henti jantung. Nah, setelah itu pasiennya akan masuk ke ROSC namun di tengah-tengah ROSC pasiennya bisa balik lagi ke takikardia atau bradikardia ekstrim atau biasanya jatuh ke hipotensi dan syok.

Terkesan banyak (dan memang banyak), tapi apabila dipelajari dengan benar sebelum pelatihan sebenarnya cukup mudah untuk dimengerti kok!

Nah, kembali ke topik utama kita: “Jadi kapan sih waktu yang tepat untuk mengambil sertifikasi ACLS ini, mengingat hanya berlaku tiga tahun?”

Gue akan membahas opini dari dua kubu mayoritas yaitu kubu “mengambil pas lagi iship” dan kubu “mengambil setelah iship”.

Bagi kalian kubu mengambil pas lagi iship (termasuk gue), pros nya adalah kalian dapat belajar menyelamatkan nyawa pasien saat lagi jaga IGD RS atau at least kalian tahu dan paham apa yang dilakukan oleh dokter organik (RMO) saat melakukan ACLS pada pasien henti jantung. Setelah itu, kalian juga tidak perlu belajar selama lagi “liburan” atau saat menunggu STR keluar dan sedang menganggur. Tambah lagi, terkadang jadwal ACLS berikutnya itu kadang ga cocok atau bentrok dengan jadwal kalian yang lain padahal STR sudah keluar jadinya kalian nganggur cuma karena STR belum keluar. Kan sayang. Jadi salah satu pembelaannya adalah setelah iship, kalian bisa langsung kerja (provided STR sudah keluar).

Downsidenya? Inilah yang membuat orang-orang mengambil ACLS setelah internship yaitu “masa berlaku cuma tiga tahun”.

“Kan sayang cuma tiga tahun, lu ambil sekarang sudah hangus enam bulan”.

Well, yes and no.

Kalian harus menyesuaikan dengan jadwal, timeline, dan future kalian. This is why I said planning your future is important. Kalau target kalian memang ingin bekerja menjadi dokter umum, then kalian memang membutuhkan tiga tahun itu full untuk mendapatkan benefitnya. Bagi gue? Target gua adalah hanya untuk mencari pengalaman kerja selama setahun. That’s it. Jadi gua cuma perlu 50% dari tiga tahun sertifikasi ACLS tersebut. I do not mind losing six months karena gua mengincar untuk sekolah lagi setelah itu anyway.

Jadi, sesuaikan lagi dengan target dan apa yang kalian inginkan kedepannya. Masa expiry tiga tahun itu tidak berlaku untuk semua orang.

Baca Juga: Menentukan Pilihan “Jalan” Setelah Lulus Jadi Dokter

Nah, dari sisi perspektif kubu “mengambil setelah iship”, pros nya adalah tentu saja kalian dapat memanfaatkan tiga tahun dengan baik karena biasanya kalian akan mengambil di waktu yang berpapasan dengan STR keluar. Kalian juga biasanya memiliki lebih banyak waktu luang untuk mempelajari ACLS sehingga biasanya nanti bisa belajar bareng dengan teman (yang oke banget karena memang butuh feedback terkadang apa yang miss dan what nots nya).

Downsidenya? Selain terkadang jadwal ACLS yang tidak pas (karena berebutan kuota juga), jangan lupa juga kalian akan menyesuaikan timing pendaftaran menjadi dokter umum. Perlu diingat bahwa setiap rumah sakit memiliki opening lowongan kerja yang berbeda-beda sehingga kalau RS yang kalian incar lagi ngebuka lowongan kerja tapi kalian tidak punya sertifikasi yang diinginkan? Well, ya wasalam.

Jadi, sebaiknya kapan sih waktu terbaikn untuk mengambil ACLS ini?

It depends on you. Kalau memang ga butuh tiga tahun, ambil secepatnya yang memungkinkan. Kalau butuh tiga tahun, atur jadwal sesegera mungkin setelah iship.

As simple as that.

Sebelum ditutup, kita akan kasih bonus dengan menglist jadwal-jadwal ACLS yang masih tersisa ya! (Note: ini dari PERKI Jaya dan PERKI Jambi – kenapa cuma dua PERKI ini? Karena kita cuma tau dua PERKI ini hehe). Jadwal yang dicantumkan adalah jadwal yang masih available di tahun 2021 ini pada saat artikel ini di posting (08 Agustus 2021)

Jadwal ACLS PERKI Jambi 2021 (Biaya Rp 4,000,000):

• 03-05 September 2021

Jadwal ACLS PERKI Jaya 2021 (Biaya Rp 3,250,000 dengan kuota 32 seat – Jadwal hanya available sampai Agustus dan belum terdapat update baru):

• 10-12 September 2021
• 24-26 September 2021
• 06-08 Agustus 2021
• 13-15 Agustus 2021
• 18-20 Agustus 2021
• 20-22 Agustus 2021
• 24-26 Agustus 2021
• 27-29 Agustus 2021

Sekian untuk post kali ini tentang kapan sih waktu yang tepat untuk mengambil ACLS? Jangan lupa untuk follow our instagram @koas2doctor dan dengarkan juga podcast kita ya! Ciao!