Pengalaman Organisasi di FK

Pengalaman Organisasi di Fakultas Kedokteran ala dr. Nicholas Gabriel

Okaay, kemarin Gilbert sudah menceritakan mengenai pengalaman organisasinya selama kuliah di fakultas kedokteran.

Sekarang giliran saya untuk menceritakan pengalaman organisasi saya di fakultas kedokteran.

Supaya kalian semua yang membaca dapat melihat kehidupan organisasi dari lebih banyak sudut pandang.

Yang pasti berbeda diantara kami berdua adalah; saya tidak ada minat sedikitpun di semua organisasi kedokteran yang berakhiran -MSA (no hard feelings ya gaes kalau ada yang membaca dan merupakan bagian dari organisasi2 tersebut).

Kenapa?

Karena memang saya pribadi merasa bahwa saya tidak bisa mendapat banyak hal dari organisasi tersebut.

Saya sendiri adalah orang yang sangat hands on. Dalam artian saya jauh lebih memilih bekerja/melakukan sesuatu secara langsung dibandingkan menjadi organisir pembuat acara.

Dan saya merasa bahwa organisasi – organisasi tersebut lebih fokus pada meng-organisir acara dibandingkan memberikan acara yang bersifat pelatihan/kegiatan.

Jadi tentu saja sudah jelas mengapa selama saya di fakultas kedokteran organisasi yang saya pilh adalah organisasi Tim Bantuan Medis (TBM).

Selain TBM selama saya menjalani pre-klinik di FK saya juga mengikuti organisasi lain di FK yaitu GTU.

Saya juga mengikuti organisasi non-FK seperti mentoring UPH dan ambassadors of UPH.

Jika ditanya: “Mengapa saya ikut sebagian besar organisasi itu?”

Jawaban saya adalah: Karena iseng.

Well kecuali mungkin TBM yang saya ikut karena saya merasa bahwa organisasi TBM akan memberikan saya pelatihan untuk terjun lebih dahulu ke dunia kedokteran.

Organisasi yang lain jujur saya sendiri juga bingung jika ditanya kenapa memutuskan untuk ikut (lol).

Tapi cukup dengan alasan masuk, yang terpenting adalah pengalaman dan apa yang saya dapatkan selama menjalani waktu di organisasi – organisasi tersebut.

Dan saya yakin itu juga hal yang kalian cari saat membaca blog ini.

Jadi, mari kita mulai membahas pengalaman organisasi saya. Kita mulai dari… tentu saja TBM

Saat pertama kali memutuskan untuk mengikuti TBM, yang ada di pikiran saya adalah bahwa kegiatan yang saya lakukan akan murni bersifat pelatihan dan juga tindakan – tindakan yang berhubungan dengan pertolongan pertama.

Pada kenyataannya memang benar, fokus dari hampir semua acara yang diadakan TBM adalah pelatihan untuk menambah kemampuan anggotanya.

Tetapi, yang tidak terpikirkan oleh saya adalah bahwa untuk mengadakan acara tersebut tentunya perlu juga ada kepanitiaan yang menyusunnya.

Dan kepanitiaan tersebut tersusun dari anggota – anggota TBM yang memutuskan untuk menjadi “pengurus” TBM.

Yang lebih membingungkan lagi adalah saya memutuskan untuk mendaftar menjadi pengurus TBM tersebut.

Ini merupakan murni momen iseng saya yang bahkan saya tidak tahu alasan ikutnya tetapi akhirnya ikut terus menjadi pengurus selama +- 3 tahun di pre-klinik FK.

Tetapi dari keisengan tersebut, untungnya saya memang mendapatkan pengalaman – pengalaman yang apabila diingat sampai sekarang merupakan sebuah kenangan yang indah untuk dikenang.

Selain kenangan, pengalaman sebagai pengurus tersebut juga memberikan saya kemampuan untuk bekerja di dalam suatu organisasi.

Saya belajar bagaimana cara mengadakan acara, bagaimana cara mengkoordinasi orang – orang (walaupun jujur sampai sekarang saya lebih suka menjadi bagian pekerja dibandingkan yang mengkoordinasi), belajar bersosialisasi, belajar untuk mencari jalan keluar bila ada suatu masalah dalam pembuatan acara, dan banyak sekali hal lain yang dapat dipetik dari pengalaman saya sebagai pengurus TBM.

Singkatnya, saat tahun pertama saya menjadi pengurus posisi saya adalah sebagai anggota dari divisi “pendidikan dan latihan (diklat)”.

Sejujurnya saya masuk ke divisi ini karena saya tertukar antara job desc dari diklat dengan job desc divisi lain yaitu divisi “sumber daya manusia (SDM)”.

Ternyata diklat adalah bagian dari pengurus yang memiliki tugas untuk mengepalai SEMUA acara pelatihan. Yang berarti: panitia, panitia, panitia, rapat, rapat, rapat, rapat.

Sementara saat saya masuk saya kira diklat akan lebih diisi dengan melatih tim medis, maupun menyusun rencana olahraga bersama.

Ternyata semua itu adalah tugas SDM.

Walaupun begitu tetapi tetap saya melihat pengalaman saya di diklat sebagai suatu kenangan manis yang pertama kali memperkenalkan saya ke kehidupan organisasi.

Pada tahun kedua saya di TBM barulah saya mendaftar lagi sebagai pengurus.

Tetapi kali ini saya mendaftar ke divisi yang tepat yaitu SDM. Pada tahun kedua inilah baru saya mulai banyak merasakan mengikutin kegiatan dan menjadi tim medis.

Melalui pengalaman sebagai tim medis ini, saya yang saat itu masih mahasiswa preklinik diberikan “test drive” akan praktek kedokteran.

Tahun terakhir saya di TBM awalnya saya berencana untuk bersantai sebagai anggota saja tanpa menjadi pengurus.

Tetapi ternyata pada akhirnya karena satu dan lain hal, saya malah menjadi ketua TBM. Saat menjadi ketua ini sejujurnya sangat tidak sesuai dengan preferensi saya.

Saya pribadi cenderung orang yang tidak suka untuk mengkoordinasi acara maupun orang lain. Jadi bisa dibayangkan orang yang seperti itu, mendapat posisi sebagai ketua.

Tetapi saya tetap berusaha sebisa mungkin untuk menjalaninya, dimana hal ini juga menjadi suatu pengalaman baru yang membantu saya untuk tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.

Untungnya saya mendapat banyak bantuan dari wakil, pengawas, dan semua anggota dari pengurus TBM FK UPH sehingga organisasi kami bertahan dan tidak runtuh di tahun saya menjadi ketua.

Yang tidak kalah penting adalah selama masa kepengurusan tersebut juga saya dapat berkenalan dan berteman dengan banyak orang.

Bahkan saya juga diberi kesempatan untuk berkenalan dengan anggota TBM dari universitas lain pada saat diadakan acara wilayah TBM.

Mungkin untuk GTU saya tidak perlu bahas karena gilbert juga sudah menjelaskannya.

Untuk organisasi saya yang lain yaitu mentoring UPH dan ambassadors of UPH mungkin akan saya kategorikan menjadi satu kesatuan saja sebagai suatu organisasi non- FK.

Organisasi non-FK ini menurut saya cukup berguna untuk membangun relasi dan berkenalan dengan mahasiswa dari jurusan lain dan dapat membuka wawasan kita juga sehingga kita tidak terlalu kuper di kedokteran.

Tetapi memang dari sisi kedokteran tentu tidak akan membantu banyak. Sehingga saran saya cobalah untuk mengikuti kegiatan atau organisasi di luar FK bila memungkinkan saja.

Tetapi jangan sampai kegiatan organisasi di luar FK menggangu apapun kegiatan kalian yang berhubungan dengan pembelajaran kedokteran kalian.

Dari pengalaman saya pribadi, menurut saya sangat memungkinkan untuk mengikuti lebih dari 1 organisasi tanpa membebankan diri di pelajaran.

Karena saya pribadi selama pre- klinik selalu mengikut paling tidak 2 organisasi maupun kegiatan lain seperti lomba RMO dan IMO di tahun terakhir saya.

All in all bagi saya pribadi cukup penting untuk mengikuti kegiatan – kegiatan yang ada di universitas kalian.

Baik kegiatan tersebut berupa kegiatan organisasi fk seperti TBM, AMSA, CIMSA, dll maupun kegiatan lain apapun di kampus masing – masing.

TBM bagi saya memberikan pengalaman baik dari sisi pengalaman berorganisasi, maupun dari pengalaman skill praktek di bidang kedokteran.

Sementara organisasi lain memberikan saya kesempatan untuk bergaul, mengasah soft skill, dan membuka wawasan saya.

Jadi, boleh dipikirkan bagi kalian yang baru mau menjalani FK untuk paling tidak mencoba berorganisasi!

Paling tidak hanya sekedar untuk menambah pengalaman baru.

*disclaimer:  Tentunya semua itu harus dilakukan tanpa mengganggu tujuan utama kalian di kuliah, yaitu sebagai pelajar ya.

Written by: Nicholas Gabriel H.R.
Edited by: Gilbert Sterling Octavius

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish