Basic Science di Dunia Kedokteran Sangat Penting

Pentingnya Basic Science di Dunia Kedokteran

Pernahkah kalian kesulitan untuk memahami sebuah konsep? Dan berapa kali kalian juga melewatkan basic science untuk topik tersebut?

Basic science merupakan sebuah ilmu-ilmu dasar yang digunakan sebagai fondasi untuk memahami sebuah konsep.

Pentingnya Basic Science Dalam Dunia Kedokteran
Pentingnya Basic Science Dalam Dunia Kedokteran

Dalam dunia kedokteran, basic science ini terdiri dari anatomi, fisiologi, histologi, patologi (baik anatomi maupun klinik), farmakologi, dan epidemiologi.

Bila rumah memiliki fondasi, maka basic science adalah dasar yang harus dimiliki oleh semua calon dokter.

Permasalahannya? Hampir semua mahasiswa kedokteran tidak suka belajar basic science.

Mereka menganggap basic science adalah pelajaran seorang anak SMA.

Mereka menganggap basic science tidak penting.

Mereka ingin langsung mempelajari “the cool stuffs”.

Namun, bagaimana caranya sebuah rumah dapat berdiri kokoh tanpa fondasi yang kuat?

Basic science biasanya dipelajari dalam tahun pertama dunia kedokteran. Pada masa ini, para calon dokter diharapkan dapat menguasai seluruh ilmu basic sciences.

Satu tahun pertama ini akan saya sebut dengan golden year. Mengapa?

Pada saat masuk tahun kedua, para calon dokter sudah mulai masuk dalam dunia blok di mana sistem pembelajaran sudah akan sangat berbeda.

Tidak ada lagi menghafal substrat apa saja yang bekerja dalam siklus Krebs.

Tidak ada lagi menghafal bagaimana jalur impuls dari sistem saraf pusat ke perifer.

Tidak ada lagi menghafal struktur kelenjar di saluran cerna di bawah mikroskop (yang to be fair semuanya berwarna pink dan ungu).

Dalam satu tahun itu merupakan sebuah rentang waktu yang ideal untuk benar-benar memahami basic science.

Note: memahami bukan menghafalkan.

Apabila para calon dokter berusaha untuk menghafalkan basic science, mungkin hal itu dapat membantunya dalam rentang waktu singkat.

Namun, ketika dihadapkan dengan sebuah konsep yang diperlukan logika berfikir, Anda mungkin akan sulit untuk menerapkan konsep tersebut.

Inilah mengapa para calon dokter biasanya mampu mendapatkan nilai yang cukup baik pada tahun pertama namun setelah itu jeblok nilainya.

Hal ini bisa disebabkan karena menghafal konsep, belajar dengan sistem SKS, atau keduanya.

Seperti yang telah dibahas pada post sebelumnya, time management merupakan sebuah konsep yang sangat penting dalam dunia kedokteran.

Baca juga: Perbedaan SMA dan Fakultas Kedokteran

Satu tahun tersebut merupakan waktu yang tidak bisa diambil kembali. Either you gain from it or you lose it.

Apabila kalian tidak menguasai konsep basic science pada tahun pertama, you lose it.

Bagi kalian yang sudah menguasai konsep basic science, you are one step ahead.

Apa yang kalian pelajari dalam tahun pertama merupakan modal penting untuk melangkah kedepan.

Para dosen biasanya tidak menunggu kalian untuk membaca kembali basic science pada tahun kedua.

Kesalahan yang fatal dapat berupa menganggap remeh basic science sehingga tidak menguasainya atau langsung ingin mempelajari the cool stuff.

Kebanyakan ini bersumber dari yang namanya peer pressure. Namun, itu akan menjadi topik di lain hari.

Singkatnya, ketika kalian mendengar teman kalian membahas dan menjelaskan tentang sebuah penyakit atau kondisi yang terkesan keren atau terlalu advanced, kalian akan bertanya pada diri kalian sendiri: “Lho kok, aku tidak mempelajari bahan itu?”

Kemudian sebuah siklus setan berantai muncul ketika kalian akan jatuh ke lubang yang sama untuk mempelajari hal yang keren tersebut dan melupakan basic science.

Percayalah, sama seperti merokok, melupakan basic science tidak keren.

Sekarang, kalian telah melupakan basic science dan kalian masuk ke tahun kedua dengan modal yang pas-pasan.

Kalian masuk ke blok ginjal dan diminta untuk membaca mengenai infeksi saluran kemih (ISK).

Namun, kalian perlu untuk menjelaskan sistem filtrasi urin dari awal hingga akhir: dari proses di tubulus, counter-current mechanism hingga elektrolit apa saja yang diabsorbsi dan di lengkung mana.

Kemudian, kalian hanya memfokuskan kepada ISK saja tanpa menghimbaukan anatomi dan fisiologinya, seperti yang sudah dilakukan dari tahun pertama.

Mungkinkah lulus? Mungkin.

Bisakah Anda menjadi dokter yang baik? Kemungkinan besar tidak.

Salah satu kemampuan dokter adalah mengerti penyakit yang sedang terjadi dan memberikan pengobatan dan edukasi yang sesuai.

Bagaimana kalian bisa menjelaskan sebuah penyakit tanpa mengetahui dasar normalnya?

Setelah itu, bagaimana kalian bisa menjelaskan sebuah penyakit bila kalian tidak mengetahui apa yang berubah dari normalnya?

Setelah itu, kalian akan menyadari bahwa dunia kedokteran itu “sulit” dan “hanya untuk orang pintar” dan memilih salah satu skenario di bawah:

  • Menyerah dan belajar seadanya hanya untuk lulus
  • Mulai mencoba menyicil kembali basic science dan belajar penyakitnya sekaligus
  • Menyerah total

Sekarang, bayangkan kalian sedang mempelajari Left Ventricular Heart Failure (LVHF) di mana kalian sudah menguasai basic science blok kardiologi.

Eazy Peazy Lemon Squeezy, bukan?

Kalian sudah tahu bagaimana cara konduksi jantung terjadi. Para calon dokter juga sudah mengetahui anatomi dari pembuluh darah koroner.

Kalian juga sudah mengetahui bagaimana histologi dan patologi dari miosit dari infark sangat akut (1 jam pertama) hingga terjadinya fibrosis yang disebabkan oleh fibroblast growth factor (FGF) dan protein-protein lainnya.

Setelah mengingat kembali ilmu dasarnya, kalian pasti akan dapat memahami patofisiologi dari LVEF secara cepat dan apa dampak sistemiknya.

Sehingga, seringkali para calon dokter tidak perlu menghafalkan LVEF namun memahaminya.

Ini akan berdampak dalam jangka panjang di mana koas dan UKMPPD sendiri sebenarnya adalah termasuk dalam jangka pendek.

Jangka panjang tujuan dari Anda belajar ini adalah untuk menyelamatkan pasien.

Dengan memahami sebuah penyakit, ketika Anda menganamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik, Anda tidak perlu lagi membaca kembali teorinya.

Cukup mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari dan obatilah pasien Anda.

Karena namanya basic science atau ilmu dasar, banyak sekali murid-murid kedokteran yang menganggap sebelah mata.

Namun, seringkali mereka melupakan bahwa ilmu dasar inilah yang akan membantu mereka untuk melangkah kedepan.

Poin terakhir yang ingin saya tekankan adalah kalian sebagai calon dokter akan menempatkan diri kalian dalam posisi yang merugikan dengan membuang ilmu basic science.

Pertanyaannya: “Ngapain rugiin diri sendiri?”

Dengan menguasai basic science, kalian dapat mengembangkan diri kalian. Kalian dapat mencoba untuk belajar lebih lanjut di luar negeri dengan mengambil USMLE misalnya.

Selain itu, kalian dapat menulis paper-paper berkualitas menggunakan ilmu basic science.

Mungkin kalian tidak menyadari ini namun ketika seorang ilmuwan tidak mengetahui suatu mekanisme penyakit, maka kita akan kembali ke dasar yaitu basic science.

Dan dasar yang diteliti dapat mencapai struktur biomolekuler, genetika, epigenetika hingga studi metabolomik.

How do I know this? Cause I have wrriten one or two papers about basic science.

Secara kesimpulan, perkayalah diri kalian dengan basic science. Ilmu dasar yang berlimpah tidak akan merugikan Anda apabila dipelajari pada waktunya.

Jangan lupa juga untuk belajar memahami. Bukan mengahafal.

Ingin lebih tau cara belajar basic science yang benar? Tunggu artikel berikutnya, ya!

Written by: Gilbert Sterling O.
Edited by: Nicholas Gabriel H.R.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish