S2 Untuk Fakultas Kedokteran: Kapan Sih Bagusnya?

Jadi, kalian sudah lulus S1 kedokteran dan mendapatkan gelar S.ked. Sudah melalui koas dan UKMPPD. Internship juga sudah. Terus, mau ngapain? Nowadays, S2 merupakan pilihan yang menarik untuk anak kedokteran dalam melanjutkan karirinya, cuma kapan sih waktu yang tepat?

Itu biasanya pertanyaan yang membuat semua dokter galau. Biasanya, ada yang merujuk tentang fenomena ini dengan “quarter-life crisis” (Karena by the time kita semua selesai internship harusnya kita berumur 25-26 tahun.

Gua disini ga akan membahas semua opsi yang bisa diambil oleh dokter umum, maupun kegalauan yang terjadi dan mengapa itu bisa terjadi. Instead, gua akan fokus ke salah satu jalan spesifik yang bisa ditempuh dan menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir ini.

Yaitu, S2 bagi para dokter.

Yup, sebelum pandemi menyerang, semakin banyak para GP yang mulai mengambil S2, baik itu Manajemen Administrasi Rumah Sakit (MARS), Masters of Research (M.Res), Masters of Biomed (M.Biomed), dan lain sebagainya.

Saat pandemi, jumlah mahasiswa/i (termasuk para dokter) yang mengambil S2 semakin meningkat. Salah satunya adalah akses kelas online yang memfasilitasi kesibukan dokter untuk tetap bekerja dan tetap mencari ilmu baru.

Nah, khusus artikel ini gua akan memfokuskan diri ke satu pertanyaan spesifik yaitu “Kapan sih waktu yang tepat untuk mengambil S2, terutama bagi anak fakultas kedokteran, koas, atau dokter?”

Disclaimer as per usual, ini sangat opionated dan personalized sehingga pertimbangkan poin-poin yang saya sebutkan dengan a pinch of salt dan lakukan research yang lebih mendalam lagi karena bagi Anda yang ingin mengambil S2, ini akan sangat menentukan masa depan kalian.

Gua akan membahas terlebih dahulu the basic requirements untuk mengambil S2. Artinya, tanpa memenuhi syarat-syarat dibawah ini, kalian tidak mungkin bisa mengambil S2.

Berikut adalah ketentuan untuk mengambil S2 bagi anak kedokeran:

  • Sudah lulus S1 dan mendapatkan ijazah S1 (Berarti minimal S.ked dan sedang koas)
  • Dapat membiayai S2 (orang tua atau kalian sendiri dapat membayar uang kuliah – yang notabene, terutama di swasta, tidak murah)
  • Sanggup untuk hadir di setiap sesi kuliah (karena walaupun terdapat opsi mengulang kelas yang tidak dihadiri, tentu hal ini akan menambah biaya kuliah)
  • Sanggup menyelesaikan S2 – dari tugas hingga yudisium hingga sidang

Pertanyaannya, kapan sih waktu yang paling tepat untuk memulai S2, terutama bagi anak kedokteran?

Baca Juga: S2 Setelah Lulus Kedokteran: Why Not?

Saran gue? Paling tercepat adalah pertengahan lu pada koas, paling “terlambat” setelah selesai internship.

NAMUN (gede karena ngegas), ini menurut gue pribadi. Kenapa demikian?

Paling tercepat saat koas karena menurut gua setelah menjalani satu hingga satu setengah tahun koas, kalian sudah bisa mengatur dan mengetahui seluk-beluk koas.

Terutama kalian sudah tahu stase-stase sisa yang belum kalian lewati. Sehingga, kalian bisa melakukan planning.

Ini yang terjadi sama gue, pada saat mau mendaftar S2, gua tau sisa stase adalah OBGYN dan THT. Stase OBGYN memang major tapi gua bisa menemukan cara supaya “make it work”.

Stase THT karena merupakan stase tersantai dan sangat dekat dari kosan gue (di Cilandak), jadi gue bisa bolak balik dengan santai.

Ini maksud gua dengan melakukan planning saat koas.

Ada ga yang S2 sembari koas di awal banget?

Ada, gua pernah dengar cerita gila itu. S2 di UI mengambil Biomed, walaupun memang koasnya agak tertunda, tapi senior gua itu lulus dengan predikat cum laude.

Terserah sih kalian mau ngeliat sisi dia nunda koas atau lulus S2 UI Biomed cum laude nya, but it is a really extraordinary achievement for me.

Nah, untuk paling “terlambat”, gua taruh setelah selesai internship. Perlu ditandai bahwa gua menaruh “terlambat” dalam kurung karena: 1) tidak ada pernah kata terlambat (cie eye), dan 2) terlambat dalam konteks ini sangat relatif.

Karena nyatanya, banyak sekali senior-senior yang berusia 40-50 tahun baru mengambil S2, dan itu sangat wajar dan sangat boleh banget.

Tapi, tentu saja sekali lagi karena ini pendapat gue, akan gua sampaikan kenapa gua bilang kalau bisa paling terlambat itu setelah selesai internship.

Jadi, gua merasakan secara first-hand seberapa beratnya untuk men-juggle tesis dan tugas S2 dan kesibukan keseharian seperti magang pada saat itu.

Magang tentu tidak bisa dibandingkan dengan kerja secara full-time. Baik dari segi tanggungjawab, workload, hingga pembagian waktunya. Namun, dengan magang saja gua merasakan sakit kepala yang luar biasa, kopi IV bolus, dan love-hate relationship dengan ranjang dan alarm.

Kebayang kalau nanti sudah kerja sebagai dokter full-time atau sudah berkeluarga?

Nah, itu lah alasan gue yang mendasari untuk secepatnya mengambil S2 sebelum bekerja full-time atau sibuk dengan keluarga.

Jadi, itu lah my main sole reason mengapa sebaiknya mengambil S2 sebelum memiliki komitment yang lain.

Nah, jadi itu menurut gua kapan waktu yang tepat untuk mengambil S2. TAPI, sekali lagi ini adalah saran dari seorang individu, ibaratnya kalau dalam lieratur ini hanya case report yang evidencenya sangat rendah.

Jadi sekian post mengenai kapan waktu yang tepat untuk mengambil S2 bagi anak fakultas kedokteran.

Jangan lupa untuk drop your comments and follow our instagram! Stay tuned!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish