Stase Koas Terbahagia

Stase Koas Terbahagia – Sharing dr. Gilbert Selama Koas di Rumah Sakit Umum Siloam

Walau seolah-olah “tabu” membahas stase koas dan bahagia dalam kalimat yang sama, kali ini saya akan sharing mengenai stase terbahagia saya selama koas.

Apabila kalian belum sempat membaca apa saja stase koas yang ada secara general, silahkan klik link dibawah ini!

Baca juga: 15 Stase Yang Dilewati Koas!

Ada yang ingin mencoba menebak terlebih dahulu apa stase koas yang paling membahagiakan bagi saya?

Bagi teman-teman saya yang tahu passion saya, maka pasti mereka dapat menebak dengan benar.

Stase Ilmu Kesehatan Anak.

Tergantung dari operan dan stase di rumah sakit dan institusi masing-masing, ilmu kesehatan anak atau lebih dikenal juga dengan IKA dapat menjadi sebuah momok atau stase yang biasa-biasa saja.

Seperti yang dibahas di blog sebelumnya, sebenarnya koas sendiri tidak sulit dan seberat yang dikatakan.

Namun, IKA memiliki operan sendiri yang khusus.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=pHVYiDnfJV4[/embedyt]

Banyak operan yang mengatakan “stase di mana gua ga tidur” atau “stase di mana gua nangis dan stress, sampai mau depresi tau ga!”

Atau lebih cliche lagi, “Good to be remembered but not repeated

Namun, biasanya mereka sendiri akan kangen dengan kelompok stase anak dan lama kelamaan mereka akan menyukai anak.

But again, maybe I am an anomaly.

Mengapa saya suka stase anak?

Ada beberapa hal namun tidak terhindari sebuah bias yang sangat besar yaitu: saya suka dengan IKA dan juga anak-anak.

Tentu saja ini akan membuat semua persepsi dan perasaan selama koas stase anak akan menjadi sangat tidak bisa diandalkan alias subjektif.

But, let me narrate my point of view.

Alasan mengapa saya suka ilmu kesehatan anak adalah karena you don’t just treat the child, you treat the whole family.

Iya, coba aja ada anak kecil demam tinggi. Yang panik siapa? Bukan anaknya kan?

Mulai dari ayahnya yang dikantoran bakal panik menelfon rumah tiap jam sampai ibunya yang akan mondar-mandir untuk mengecek suhu, melihat apakah anaknya baik-baik saja dan mencoba membujuk anaknya untuk makan.

Setelah itu, you don’t just treat a child, you are treating his future as well.

Contoh, anak yang diresusitasi dengan baik dan cepat dapat mencegah insidensi beberapa penyakit yang kronis dan debilitating seperti cerebral palsy.

Selain masa depan dia, masa depan keluarga yang akan dia bangun juga berada di tangan Anda.

Makanya ada yang mengatakan bahwa mengobati semua anak dapat berpengaruh ke generasi anak tersebut yang seterusnya.

Alasan yang terakhir adalah: “I just love kids”.

It is that simple.

Nah, kembali ke pengalaman selama stase koas.

Jadi, stase koas anak di Siloam terdiri dari 10 minggu di mana akan dibagi 1 perseptor 1 minggu.

Dari 10 perseptor tersebut, Anda akan mengikuti 5 perseptor di Siloam Hospital Lippo Village (SHLV) dan 5 perseptor di Rumah Sakit Umum Siloam (RSUS).

SHLV adalah rumah sakit yang tidak menerima BPJS (menerima dengan kondisi sangat khusus) sedangkan RSUS adalah rumah sakit yang menerima BPJS.

Sehingga, RSUS adalah tempatnya koas untuk lebih hands on dengan pasien.

Look it at another way, SHLV adalah tempatnya koas untuk lebih santai dan less pressured dari follow up dan laporan pasien.

Tentu saja bagi mereka yang tidak suka dengan anak akan lebih nyaman di LV karena less pressure dan tidak secapek RSUS.

Dan, seperti yang kalian duga, aku lebih nyaman berada di RSUS.

Not to say gua tidak nyaman di LV, tapi di RSUS kita bisa lebih hands-on dengan pasien.

Beranamnesis, pemeriksaan fisik, benar-benar dituntut untuk berfikir apa rencana terapi dan nutrisi dari anak tersebut.

Seolah-olah kita memang dokter anak namun dengan keuntungan kita tidak bertanggung jawab kepada pasien tersebut secara langsung.

Di LV, biasanya kita bisa sedikit bernafas, mengerjakan tugas-tugas seperti laporan kasus dan referat, membaca bahan-bahan yang perlu dipelajari (which is sh*t ton of bahan) dan overall, menikmati poli berAC 24 jam.

Kemudian ada komponen pasiennya.

I know most of you kalau berhadapan atau mendengar pasien anak pasti responsnya akan jatuh ke dalam kategori: “Berisik tahu”, atau “Mereka itu kerjaannya nangis”, “Susah ga sih komunikasi dengan anak kecil”.

Well, yes and no.

Aku punya perspektif tersendiri kalau sudah menghadapi pasien anak.

Satu, anak-anak tidak pernah salah. Mengapa?

Basically, anak akan tumbuh dan berkembang tidak jauh dari orang tuanya.

Sehingga didikan orang tua memegang penting bagaimana orang tua mendidik anaknya.

Anak tersebut punya temper tantrum? Mungkin itu bukan sepenuhnya salah anak tersebut.

But then again, ini sisi pandang dari seorang laki-laki berusia 25 tahun yang belum menikah. I can be wrong.

Sehingga ketika mereka menangis atau memiliki temper tantrum, yang saya pikirkan adalah “kasihan juga” dan bukan “duh, berisik amat sih”.

Alasan yang paling sering disebutkan juga adalah tangisan anak-anak yang luar biasa berisik.

Terkadang, tangisan tersebut mencegah kita sama sekali untuk meletakkan stetoskop untuk mendengar suara jantung dan paru.

Kalau hoki, laporan kira-kira bisa jantung dan paru normal dok.

Kalau kurang hoki, “oh iya, tadi ga kedengaran dok”.

Alasan yang terakhir adalah alasan yang saya temukan setelah melihat retrospektif.

Udah kayak desain studi aja yak.

Tapi, karena demand anak yang sangat tinggi dan membutuhkan disiplin yang sangat besar, saya menjadi lebih terlatih secara sistematik dalam cara berfikir.

Contoh, saya sekarang belajar untuk memikirkan kemungkinan diagnosis, langkah berikutnya, lalu sampai seberapa lama harus dirawat dan follow-up setelah pulang mau diapakan.

Pemikiran seperti itu tidak saya dapatkan dari stase lainnya.

Karena tuntutan untuk berfikir lebih sistematis, cara pembelajaran secara teoritis juga mulai berubah.

Saya masih tetap membaca basic science, tapi dengan approach klinis yang lebih mendetail dan mendalam.

Lalu, apakah semuanya baik-baik saja selama di koas anak ini?

Tentu saja tidak.

Gua juga manusia. Gua bisa capek. Terdapat beberapa drama yang kecil-kecil tapi di dalam dunia koas, those little things can set off an explosion.

Ditambah lagi kurang lebih hampir semua makhluk di koas tau bahwa gua suka dengan stase anak.

Those unnecessary expectations though.

All in all, tentu saja itu adalah downside dari koas secara keseluruhan, dengan koas stase anak yang memiliki beban yang diantara stase lainnya memiliki workload dan stress yang cukup tinggi.

Apakah stase koas yang Anda sukai bahannya akan menjadi stase favorit? Tentu tidak.

Apakah setelah melewati stase koas yang bahannya Anda sukai menjamin Anda akan tambah menyenangi stase tersebut? Tentu juga tidak.

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk mengambil sebuah spesialis dan itu di luar ranah kami.

Kami juga masih belajar. Cuma dengan gelar dokter saja. Dan tanggung jawab.

Sekian artikel dari hari ini. Jangan lupa share artikel ini atau catatan webinar yang kalian anggap berguna untuk kalian ya!

4 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish