Study From Home

Tiga Perbedaan Masuk Kampus dan Study From Home

Sudah lebih dari satu tahun pandemi COVID-19 dan belum ada tanda-tanda meredanya COVID-19 ini. Para mahasiswa atau mahasiswi juga diharuskan untuk belajar di rumah untuk mengurangi resiko tertularnya COVID-19. Vaksinasi mulai berjalan namun tidak ada yang tau secara pasti kapan sekolah atau universitas dapat dibuka kembali. Bagi mereka yang tidak terbiasa untuk belajar secara virtual mungkin akan masih kesusahan and sometimes rightfully so. Berikut adalah tiga perbedaan antara study from home dan ketika masuk kampus.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=K9sspffLAXg[/embedyt]

Baca Juga: 5 Tips Untuk Koas dan FK Selama Work From Home

  • Kehilangan Sarana Berdiskusi Dengan Teman

Ini merupakan disadvantage terbesar ketika tidak dapat masuk ke kampus. Banyak sekali ilmu dan informasi yang dapat kita dapatkan hanya dari berdiskusi dengan teman kita. Misalnya, dengan mendengarkan teman kita berdiskusi mengenai patofisologi demam tifoid, kita akan mendapatkan insight yang sebelumnya: a) belum kita baca, b) kita sudah baca namun tidak mengerti, c) sudah kita baca namun salah persepsi, d) menguatkan kembali memori yang sudah kita baca.

Sarana berdiskusi secara langsung ini lah yang hilang saat kita tidak datang ke kampus. Karena, percakapan seperti ini juga biasanya datang secara spontan. Tidak pernah kita berjanji dengan teman pukul 10:00 setelah kelas X untuk berdiskusi mengenai demam tifoid. Kita hanya berjalan tanpa arah, menemukan teman kita yang sedang makan misalnya, berdiskusi mengenai satu dan lain hal dan ternyata kita tiba-tiba berdiskusi mengenai hal tersebut.

Melalui zoom atau platform online lainnya, kita tidak akan bisa melakukan hal tersebut secara spontan. Belum lagi para murid sudah eneg atau muak dengan zoom meeting hampir setiap hari untuk menggantikan kelas. Sehingga, hal terakhir yang mereka inginkan adalah zoom meeting dengan orang lain.

Memang sangat disayangkan bahwa kesempatan ini hilang tanpa ada pengganti yang adekuat. Namun, selama nyawa yang ditaruhkan, para mahasiswa/i harus mentoleransinya.

  • Hilangnya waktu produktif

Terkadang, tidak semua jadwal dari jam 7 pagi hingga 4 sore dipenuhi dengan kelas. Bisa ada tiga jam kosong antara jadwal pertama dan jadwal kedua atau bahkan hanya ada dua kelas di awal dan di akhir. Jadwal ini bisa dimanfaatkan untuk mengejar tidur akibat mengebut LO semalam, makan siang, atau belajar. Ya, belajar.

Misalnya Anda punya waktu dua jam, tentu saja tidak semua dua jam itu akan dihabiskan untuk makan. Belum tentu juga Anda akan tidur. Lalu? Tentu saja Anda tidak akan menghabiskan satu jam di sosial media atau hanya mengobrol setiap kali ada waktu kosong. Tanpa sadar, Anda akan mengambil laptop Anda dan akan mengerjakan sesuatu.


Hal ini tidak perlu dimulai dari belajar. Bisa saja mengerjakan laporan proposal organisasi, mengerjakan laporan kasus dan selainnya. Waktu ini biasanya hilang saat daring karena dampak secara mental dan fokus yang diperlukan selama daring tentu saja memakan lebih banyak energi. Bagi kalian yang menentang kalimat ini, saya yakin bahwa kalian pernah melihat teman kalian bolos atau tidur di kelas tanpa konsekuensi namun ketika teman kalian di zoom tiba tiba mematikan video, satu zoom akan panik mencari dia.

  • Burnout

Hal yang ketiga ini adalah kombinasi dari poin pertama dan kedua. Jadwal saat masuk di kampus tidak seburuk yang kita bayangkan sebelum pandemi ini. Banyak jadwal kosong yang bila dimanfaatkan dapat mengurangi rasa stress kita. Selain itu, interaksi sosial juga penting (even bagi para introvert sekalipun). Selain itu, terdapat tekanan bahwa “ah, belajar daring kan jauh lebih santai dari masuk kampus secara langsung” atau “susahan belajar di kampus lah!” dan sebagainya. Sehingga, para pelajar banyak yang merasa tertekan secara mental karena dipandang sebelah mata.

List diatas adalah tiga perbedaan study from home dan masuk kampus. Kalian punya pendapat lainnya? Silahkan tulis di kolom komentar ya! Dan jangan lupa share juga artikel ini kalau menurut kalian artikel ini layak untuk dibaca oleh teman kalian!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish