Tentukan Prioritas Selama Belajar di Fakultas Kedokteran

Menentukan Prioritas Belajar Selama di Fakultas Kedokteran – Bagaimana Caranya?

Post kali ini akan memfokuskan untuk bagaimana menentukan prioritas belajar dan sedikit menyinggung tentang membagi waktu.

Baca juga: Berolahraga Selama Kuliah Kedokteran

Pernah gak sih kalian merasa overwhelmed dengan semua tugas yang ada selama di FK?

Belum lagi kalau kalian harus ikut rapat organisasi dan acara-acaranya.

Baca juga: Pro dan Kontra Berorganisasi Selama di Fakultas Kedokteran

Terus, satu learning objective saja kadang tidak cukup untuk mencari di satu sumber.

Sedangkan, kita sendiri saja tidak tahu sumber mana saja yang harus dibaca.

Kalau kalian tidak pernah mengalami hal seperti itu, berarti kalian selama ini cut corners dalam pembelajaran.

Bukan berarti kami men-judge Anda apabila kita mengambil jalan pintas.

Saya dan dr. Nicholas pun sering sekali mengambil jalan pintas.

Namun, jalan pintas yang kami tempuh biasanya sudah dihitung risikonya dan kami tahu bagaimana cara kembali ke jalan yang benar.

Terlalu banyak mengambil jalan pintas akan terlihat sendiri dampaknya pada saat Anda koass.

Jadi, bagaimana caranya menentukan prioritas?

Pertama-tama, tentukan dahulu long-term goals dan short-term goals Anda.

Apa yang ingin Anda raih ketika selesai dari fakultas kedokteran dan koas ini?

Be specific with your goals.

“Saya ingin menjadi seorang dokter yang merasa self-sufficient untuk mendiagnosis dan menatalaksana semua penyakit”.

Tentukan Prioritas Anda Selama di FK

“Saya ingin menjadi seorang dokter dengan lulusan terbaik ujian nasional”.

“Saya ingin mememiliki 3 publikasi full-paper di jurnal Q3-Q4 setelah selesai koas”.

Dengan adanya long-term goals tersebut, Anda akan lebih terarahkan dalam menjalani FK dan koas.

Kesalahan yang seringkali terjadi adalah tidak memilliki tujuan dan membiarkan “nasib” atau “takdir” mengambil alih kemudi hidup Anda.

Analogikan hidup Anda dengan mengemudi mobil.

Pernahkah Anda mengemudi mobil tanpa sebuah tujuan? Tentu tidak.

Kalian pasti akan berfikir tujuannya, cara sampai ke tujuan, apabila macet harus menempuh jalan mana, dan seterusnya.

Plan and strategise. Bila Anda melakukan ini untuk hal sesimpel mengemudi mobil, maka Anda dapat melakukan ini juga untuk sesuatu sepenting hidup Anda.

Sebenarnya melakukan planning long-term harus lebih jauh dari sebatas selesai FK atau koas namun karena kita masih membicarakan konteks FK, let’s keep it at that.

Untuk short-term planning, akan kita bagi untuk setiap blok.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=hOVfzFwL7tg[/embedyt]

Apa yang ingin Anda raih setelah blok berakhir?

Apakah Anda hanya ingin lulus?

Atau kalian ingin menguasai materi tersebut sepenuhnya?

Atau kalian masih belum tau apa yang kalian inginkan?

Ingat, no plan is the worst plan of all.

Setelah kalian mengetahui tujuan kalian belajar, barulah kalian bisa menentukan seberapa intensitas pembelajaran yang harusnya kalian tempuh.

Kalian ingin menguasai setidaknya epilepsi dan stroke dari bidang neurologi?

You better make sure you devoured all journals, guidelines, and textbooks selama minggu epilepsi dan stroke.

Kalian ingin menguasai seluruh bidang digestif?

Work like a horse then for that 5 weeks.

Dengan adanya tujuan belajar, kalian baru akan bisa mengarahkan seberapa besar effort dan intensitas belajar kalian.

Kesalahan yang biasanya dilakukan adalah mempelajari suatu topik berdasarkan rekomendasi sumber seseorang dan hanya mengikuti itu saja.

Materi yang diberikan orang lain belum tentu cocok untuk Anda.

Mungkin dia sudah menguasai materi dasar sehingga materi bacaan orang tersebut sudah advanced.

Dengan adanya tujuan, walau Anad memulai dari 0, anda akan menavigasi dan merencanakan pembelajaran kalian sesuai dengan target dan kemampuan kalian.

Pertanyaan yang akan sering diajukan berikutnya adalah: Bukankah kita harus menguasai semuanya untuk menjadi dokter yang baik?

Jawabannya adalah: Apa patokan kita dalam mengukur kemampuan kita menguasai suatu bahan?

Apakah dengan cara menjawab semua pertanyaan MCQ dengan benar?

Apakah dengan cara meghafal seluruh detail-detail terkecil?

Apakah dengan cara mengobati pasien tersebut dengan benar dan akurat?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus mengenali yang namanya “Learning S Curve

Learning S curve mendeskripsikan bagaimana perjalanan seseorang mempelajari sesuatu dari 0 dan mencapai tingkat tertinggi.

Di masa awal, Anda akan mengalami fase hypergrowth.

Fase ini terjadi ketika Anda merasa Anda berkembang secara pesat karena mempelajari banyak hal.

The Learning S Curve

Fase hypergrowth ini bisa terjadi karena ada virtuous cycle di mana terjadi sebuah positive feedback loop dalam pembelajaran.

Setelah itu, fase takeover akan terjadi.

Fase ini ditandai dengan pelandaian kemampuan dalam menguasai sebuah topik.

Vicious cycle memiliki peran dalam hal ini karena kita cenderung akan merasa “puas” atau “bahagia” karena telah mempelajari hal yang baru.

Rasa puas ini akan membuat kita terlena dengan kemampuan kita atau seberapa otomatis kita dapat bekerja.

Bila kita terjebak di siklus ini, kita tidak akan pernah berkembang.

Sama seperti halnya kita cenderung untuk tidak keluar dari zona nyaman.

Barulah setelah itu terdapat fase “mastery” di mana kita dapat menguasai sesuatu mantap.

Permasalahannya, saat masih berada di FK, kita hanya akan stuck di fase ‘hypergrowth’ selamanya.

Mengapa?

Karena kita masih mempelajari teori saja di fase ini.

Belum ada praktek secara langsung yang kita terapkan di fase ini.

Bahkan, saat menjalani koas, kita sedikit mengalami ‘regresi’.

Mengapa?

Karena kita tidak mempelajari bahan sedetail sebelumnya.

Kita lebih memfokuskan diri terhadap ilmu klinis yang tidak dapat kita pelajari selama berada di FK.

Saat di koas kita akan masuk ke tahap ‘takeover’ di mana tanpa ada pembelajaran yang lebih dengan usaha yang lebih, ilmu kita hanya akan “segitu-segitu saja”.

Menjadi dokter spesialis mungkin akan mendekatkan kita dengan mastery namun itupun hanya akan menciptakan learning S curve yang kedua.

Mengapa? Karena kedokteran merupakan sebuah ilmu yang tidak memiliki ujung.

Itulah alasan mengapa kita yang sudah melewati FK dan koas akan masih terus belajar.

Dan mengapa kita harus memprioritaskan pembelajaran kita.

Pelajarilah hal-hal yang lebih sering ditemukan dalam praktek sehari-hari terlebih dahulu.

Setelah itu barulah kita dapat mempelajari hal-hal yang lain.

Dengan alasan yang telah disebutkan diatas.

Written by: Gilbert Sterling Octavius

Edited by: Nicholas Gabriel H.R.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDBahasa Indonesia