Perbedaan FK dan koas

Perbedaan Fakultas Kedokteran dan Koas : There, But Not There Yet

Artikel ini merupakan elaborasi dari artikel 3 Perbedaan Pre-klinik dan Koass Yang Wajib Kamu Ketahui! sehingga bagi kalian yang belum membaca artikel tersebut dapat diklik di link tersebut ya!

Koas merupakan sebuah fase baru dari perjalanan panjang di dunia kedokteran.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=E_wDfuR0510[/embedyt]

Seringkali dibanggakan dengan memakai sneli putih kebanggaan, dunia koas dianggap sebagai satu langkah lebih maju menuju gelar dokter.

Namun, tidak ada transisi yang jelas dari fakultas kedokteran dan koas.

Tiba-tiba, dari dunia yang penuh dengan bangku dan lectures menuju rumah sakit dan bangsal.

Dari textbook menuju bedside.

Adapt or perish.

Lalu, apa perbedaan antara fakultas kedokteran dan koas?

Transisi FK dan Koas Seringkali Membingungkan

Pertama-tama, perbedaan yang paling menonjol adalah jadwal keseharian.

Apabila dulu pada saat kuliah pembelajaran bisa dimulai dari jam 9 pagi karena kelas memang mulai jam segitu, maka Anda sebagai koas pasti akan datang jam 7 pagi.

Atau bahkan lebih pagi dari itu.

Bila Anda datang lebih siang dari jam itu, ada dua kemungkinan: stase minor atau Anda mencari celah di antara kesempitan.

Mengapa Anda harus datang sebelum jam 7 pagi?

Dalam dunia koas, ada yang namanya follow-up pasien di mana Anda harus datang pagi-pagi sekali sebelum dokter Anda datang untuk mengetahui kondisi terbaru dari pasien tersebut.

Kemudian, dengan data yang telah ada, Anda sebagai koas atau dokter muda akan melaporkan kondisi pasien tersebut ke perseptor Anda.

Disinilah proses pembelajaran terjadi.

Dengan memeriksa pasien dan melaporkannya, Anda sudah belajar secara klinis dan bukan secara teoritis.

Koas juga diharapkan untuk dapat menentukan terapi dan rencana tatalaksana lebih lanjut dari pasien tersebut sehingga terstimulasi pembelajaran yang lebih holistik dan menyeluruh.

Berbeda dengan fakultas kedokteran yang menuntut kita untuk membaca banyak dan menghafal semua teori serta memahaminya, koas menuntut kita untuk berfikir secara klinis dan real-world.

Jadwal pulang koas pun sangat bervariasi.

Walaupun tertulis bahwa jadwal koas dimulai dari jam 7 pagi hingga 5 sore, namun sekali lagi semua itu tergantung dari stase yang dilewati.

Selain contoh diatas yang mengharuskan Anda untuk datang lebih pagi dari jam 7, Anda dapat pulang lebih malam dari jam 5 sore.

Alasan yang pertama adalah karena jaga malam.

Jaga malam merupakan aktivitas koas yang mengharuskan koas untuk stand by di IGD untuk menganamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan stase yang sedang dilewati.

Anda sedang melalui stase ilmu penyakit dalam? Periksalah semua pasien karena hampir semua pasien akan discreening oleh IPD.

Ada pasien kecelakaan lalu lintas? Koas bedah dan koas neurologi akan turun tangan.

Setelah jaga malam, koas akan tetap diekspektasikan untuk memfollow up pasiennya sendiri dan datang tepat waktu jam 7 atau jam berapapun perseptor akan visite.

Terkadang, stase tersebut mengharuskan koas untuk membuat laporan jaga dan dipresentasikan.

Apakah selain jaga malam koas pasti akan pulang tepat waktu?

Tentu tidak Fergusso.

Beberapa perseptor biasanya akan datang di sore hari di rumah sakit tempat Anda belajar dikarenakan perseptor tersebut memang memiliki jadwal di rumah sakit lain di pagi dan siang harinya.

Sehingga, apabila jadwal Anda mengharuskan untuk mengikuti perseptor tersebut, maka tidak ada pilihan lain selain mengikuti perseptor Anda tersebut.

Terkadang pula, ada perseptor yang sangat sibuk di mana dapat membuka poli hingga larut malam atau ikut operasi hingga kaki sudah tidak dapat dirasakan lagi.

Dalam beberapa kasus tertentu, koas akan memilih untuk pulang lebih sore karena koas tersebut harus mengambil data anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seorang pasien yang sama sekali belum dipegang koas tersebut untuk laporan kasus.

Terutama bila pasien tersebut direncanakan pulang keesokan harinya.

Daunted? Bila belum, maka kita masuk ke perbedaan yang kedua yaitu…

Cara belajar.

Perbedaan kedua ini sangat berkaitan erat dengan poin pertama yang telah disebutkan diatas.

Terdapat perpindahan dari textbook dan jurnal menuju bedside teaching.

Ini bukan berarti bahwa koas dapat membuang bukunya dan tidak belajar.

Namun, apa yang dipelajari secara teoritis akan diaplikasikan dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara langsung.

Konsolidasi pembelajaran secara klinis akan membuat kita lebih siap nantinya saat kita telah lulus menjadi dokter.

Namun, tentu saja jurnal, textbooks, atau referensi sahih lainnya tetap diperlukan untuk mengingatkan kembali bagaimana patofisiologi suatu penyakit bisa terjadi atau bagaimana cara kerja pengobatan diabetes mellitus.

Penting untuk dapat menyeimbangkan antara cara pembelajaran yang masih teoritis dan mulai mengasah berfikir secara klinis.

Koas akan sangat terbantu apabila selama preklinik koas telah menguasai setikdanya basic science dan knowledge yang baik.

Baca juga: Pentingnya Basic Science di Dunia Kedokteran

Sehingga workload koas tersebut sudah berkurang sebanyak 20-30%.

20-30% terkesan sedikit namun persentase tersebut berlaku selama 2 tahun Anda selama 15 stase.

Baca juga: 15 Stase Yang Dilewati Koas!

Koas yang telah menguasai dasar dapat melangkah lebih cepat dengan mengasah kemampuan berfikir klinis serta mengkonsolidasi ilmu dasar yang telah dipelajari selama pre-klinik.

Sehingga, ketika kebanyakan koas mengatakan bahwa “seseorang itu pintar” maka sebenarnya koas tersebut memanfaatkan waktunya selama di pre-klinik.

Perbedaan terakhir yang paling mencolok adalah interaksi antar koas.

Saat pre-klink, mahasiswa tidak memiliki insentif yang terlalu kuat untuk berbaur dengan semua orang.

Sehingga terbentuklah sebuah “perkumpulan” atau lebih dikenal dengan kata “geng”.

Geng ini hampir selalu bisa ditemukan dengan anggota yang hampir sama setiap tahunnya.

Dimanapun mereka pergi, mereka harus berbarengan.

Jarang sekali terdapat sebuah situasi yang mengharuskan geng tersebut berpisah terlalu lama.

Kelas terpisah? Hanya beberapa jam saja dan Anda tidak berbicara selama kelas, hanya mendengarkan.

Skill lab atau problem based learning? Itu pun hanya terpisah selama 2 jam saja.

Sedangkan koas menuntut Anda untuk berpisah dari comfort zone Anda dan mulai berbaur dengan semua orang.

Tidak hanya berbaur, namun juga berinteraksi dan bekerja sama.

Kondisi pun sangat berbeda bagi universitas yang memiliki sistem yang berbeda.

Ada universitas yang selama 2 tahunnya akan memasangkan 1 kelompok yang sama sampai akhir koas.

Ada juga yang mengganti setiap kelompoknya setiap satu stase berakhir.

Terdapat pro dan kontra dari sistem ini yang akan dibahas pada tulisan lainnya.

Tidak jarang banyak pertemanan yang terbentuk baru.

Atau sebaliknya, geng tersebut mengalami perpecahan dan berjalan sendiri-sendiri.

Koas memang merupakan sebuah pengalaman baru yang sering kali mengekspos sisi sebenarnya seseorang ketika mengalami “kesusahan”.

Namun, tidak jarang juga bahwa persepsi kita terhadap koas tersebut sudah membentuk imej negatif yang di mana tindakan apapun yang dilakukan oleh koas tersebut akan selalu salah dimata Anda.

Sehingga koas dituntut untuk dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik dengan kelompoknya sendiri, selain tentu saja berusaha untuk tidak mengambil sisi jelek dengan perseptor kalian.

Sekian untuk post ini. Apabila ada topik yang ingin disarankan jangan lupa untuk komen dibawah dan jangan lupa subscribe untuk mengetahui kapan post baru kami akan diupload!

Terima kasih!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDBahasa Indonesia