Pro dan Kontra Berorganisasi

Pro dan Kontra Berorganisasi Selama di Fakultas Kedokteran

Berorganisasi selama di fakultas kedokteran menuai banyak pro dan kontra.

Dari sisi akademis yang ekstrim, berorganisasi hanyalah kegiatan membuang waktu yang tidak akan pernah didapatkan kembali.

Dari sisi organisator yang ekstrim, berorganisasi merupakanlah wadah mereka untuk berekspresi. Mereka percaya waktu tidak harus semuanya dihabiskan dengan belajar.

Jadi, adakah pihak tengah dalam perdebatan berorganisasi ini?

Apabila Anda membaca tab “Tentang Kami”, maka Anda dapat membaca pengalaman berorganisasi kami.

Disini, kami akan mengupas pro dan kontra dalam berorganisasi bagi Anda yang masih bingung memutuskan untuk berorganisasi atau mungkin ingin masuk atau bahkan keluar dari dunia organisasi.

Sebelumnya, mari kita mendefinisikan apa itu organisasi.

Organisasi merupakan suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.

Sehingga, apabila Anda memutuskan untuk masuk ke organisasi tersebut, Anda harus tertarik untuk berkembang bersama dengan organisasi tersebut sesuai dengan tujuannya.

Dan poin ini akan membawa ke diskusi kita yang pertama: “Masuk organisasi karena ikut teman”.

Pengalaman berorganisasi Anda akan menjadi sesuatu yang negatif apabila Anda bergabung hanya karena diajak teman.

Sesuai dengan definisi, organisasi merupakan sekelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.

Pertanyaannya adalah: “Memangnya tujuan kalian dengan teman kalian sama?”

Berorganisasi selama di fakultas kedokteran

Memangnya kalian dan teman kalian memiliki pandangan yang sama?

Tentu tidak. Maka dari itu berorganisasi hanya lah sebuah ajang buat Anda “menempel” kepada teman Anda.

Padahal, setelah di dalam organisasi, Anda akan berpisah dengan teman Anda karena adanya sub-divisi.

Setelah itu, Anda merasa tidak mengenal siapa-siapa sehingga Anda merasa berorganisasi tidak berguna.

Ya, tentu saja Bambang.

But I digress.

Mari kita membahas pros dari berorganisasi terlebih dahulu.

Berorganisasi tentu saja membuat Anda lebih terekspos dengan dunia yang sebenarnya.

Dunia kedokteran tidak melulu berkutat dengan buku textbook, masuk ke kelas, pulang, belajar, dan repeat.

Bahkan, kalian pernah melihat para dokter spesialis menjadi advisor dalam organisasi kalian bukan?

Ini adalah bukti di mana hampir mayoritas dari semua dokter ada baiknya memiliki pengalaman berorganisasi.

Selain memberikan lingkungan yang baru di luar kelas, berorganisasi juga membuat Anda memiliki koneksi selain di luar fakultas kedokteran Anda.

Bayangkan kalau kalian hanya berkutat di dalam kelas dan rumah saja tanpa berorganisasi. Mungkin Anda tidak memiliki banyak koneksi kedepannya.

Mengapa koneksi penting?

Secara singkatnya, koneksi atau networking akan membuka wawasan Anda dan memberikan Anda banyak informasi yang mungkin tidak akan Anda ketahui apabila Anda tidak berorganisasi.

Selain itu, kalian mungkin dapat dibantu oleh teman koneksi Anda untuk dapat diterima magang atau diajak dalam sebuah proyek kolaborasi dengan mereka.

Pros kedua dari berorganisasi adalah belajar membagi waktu.

Ya, mirip dengan alasan pertama namun lebih spesifik di mana apabila Anda tidak berorganisasi, maka tentu saja waktu Anda akan lebih banyak berada pada hal-hal lain yang ingin Anda lakukan.

Namun, dengan berorganisasi Anda dituntut untuk membagi waktu Anda secara lebih bijaksana.

I call this getting out of your comfort zone.

Ketika Anda tidak berorganisasi, Anda tidak memiliki sebuah dorongan atau drive untuk mendorong diri Anda mencari sesuatu yang bermanfaat bagi Anda.

Malah Anda akan menghabiskan waktu Anda dengan tidur atau bersenang-senang.

Dengan memaksakan diri Anda untuk terus berorganisasi, mau tidak mau Anda harus pintar membagi waktu Anda.

Hal ini dikarenakan berorganisasi cukup menyita waktu Anda, mulai dari rapat acara, rapat divisi, pelaksanaan acara hingga rapat evaluasi.

Dan siklus ini terus berputar. Belum lagi apabila Anda berorganisasi lebih dari 1 tempat.

Sehingga semakin sibuk Anda dalam berorganisasi dan tetap memprioritaskan pembelajaran tanpa mengabaikan tanggung jawab berorganisasi, maka Anda akan semakin piawai dalam mengatur jadwal.

Baca Juga: Perbedaan SMA dan Fakultas Kedokteran

Pros ketiga dalam berorganisasi adalah mempelajari hal-hal baru serta mengembangkan skillset baru.

Poin ketiga ini masih berkaitan dengan poin pertama dan poin kedua di mana organisasi tertentu dapat mengembangkan repertoire Anda.

Contohnya saat berorganisasi di Asian Medical Students’ Association (AMSA) dan Center for Indonesian Medical Students’ Activities (CIMSA), Anda dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik one-on-one, grup kecil, atau di depan publik.

Selain itu, dengan program AMSA dan CIMSA, kalian memiliki kesempatan untuk melakukan medical exchange program atau research exchange program.

Program pertukaran pelajar ini akan mengekspansi wawasan dan koneksi kalian serta bagus juga untuk dimasukkan ke dalam curriculum vitae (CV) Anda.

Apabila anda berada dalam organisasi Tim Bantuan Medis (TBM), maka kalian dapat mempelajari kemampuan basic life support dan simulasi pertolongan dalam kondisi-kondisi khusus, sesuatu yang tidak akan kalian dapatkan selama belajar di fakultas kedokteran.

Poin keempat untuk pros berorganisasi adalah Anda dapat memasukkan pengalaman berorganisasi dalam CV Anda.

Curriculum vitae merupakan rangkuman dari seluruh pengalaman, kegiatan, pengalaman, dan pencapaian Anda dalam 1-2 halaman.

Coba kalian bayangkan sekarang kalian sedang mengetikkan CV kalian.

Apakah banyak yang dapat dituliskan sampai kalian bingung mau bagaimana merangkumnya?

If that so, good for you.

Bila tidak, mengapa kalian tidak berorganisasi? Tunggu apa lagi?

Mungkin ini tidak terlalu applicable saat melamar kerja sebagai dokter namun di luar sana, fresh graduates akan dilihat telah memiliki pengalaman berorganisasi apa saja selama kuliah.

Mengapa demikian? Karena berorganisasi seperti yang telah disebutkan di atas adalah cerminan atau miniatur kondisi di dunia kerja sebenarnya.

Tanpa adanya pengalaman berorganisasi, Anda berarti dianggap tidak memiliki pengalaman “bekerja di luar sana”.

Terdapat pula “kabar-kabar burung” bahwa berorganisasi cukup diperhatikan untuk masuk ke jenjang pendidikan spesialis karena pada saat program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Anda pun tidak akan lari dari dunia perorganisasian.

Pernahkah kalian mengikuti acara-acara simposium dari universitas-universitas tertentu?

Menurut kalian siapakah penyelenggara acaranya?

Bingo. Enough said.

Nah, sudah kebayangkan apa saja keuntungan yang bisa kalian dapatkan selama berorganisasi?

Now, let’s look at the other side of the coin.

Cons pertama dalam berorganisasi adalah kalau kalian menghabiskan waktu terlalu banyak untuk itu.

Rule of thumb adalah organisasi seharusnya tidak menghabiskan lebih dari 65-70% dari waktu Anda berkuliah.

Mengapa demikian?

Walaupun berorganisasi memiliki efek-efek positif seperti yang telah disebutkan di atas, tujuan utama kalian masuk ke kuliah adalah tetap untuk menimba ilmu.

Bukan untuk berorganisasi.

Get your priorities straight and don’t twist them.

Jangan sampai kalian memiliki mentalitas “yang penting lulus” untuk setiap blok karena sibuk berorganisasi.

Kalau kalian menjadi seorang pasien, maukah kalian ditangani oleh dokter dengan mentalitas “yang penting lulus?”

Kalau nyawa kalian sedang dipertaruhkan, maukah kalian ditangani oleh dokter dengan mentalitas “yang penting lulus?”

Jadi, berorganisasi boleh, niat boleh, terlalu habisin waktu ya jangan.

Cons yang kedua dan mungkin terakhir adalah uang yang kalian habiskan akan bertambah.

Ingat, berorganisasi artinya rapat. Dalam rapat, Anda akan makan. Apakah makan Anda ditanggung?

Tidak.

Setelah itu, kalian akan pergi ke tempat acara diselenggarakan. Apakah uang transportasi ditanggung?

Tidak.

Mungkin kalian berfikir: “Ah, uang transportasi dan makan kan tidak seberapa”.

Benar. Tapi kalikan itu selama satu semester. Kira-kira berapa yang bisa kalian habiskan?

I am not gonna count your own finances. Do it on your own.

All in all, berorganisasi memiliki lebih banyak dampak positif daripada negatifnya dan kami memang menganjurkan kalian untuk tetap berorganisasi.

But remember, seimbangkan antara pembelajaran dan berorganisasi dengan prioritas ditekankan lebih kepada pembelajaran.

Dan apabila kalian sudah merasa terlalu stress untuk mengatur semuanya, take a break. You need it.

Written by: Gilbert Sterling Octavius
Edited by: Nicholas Gabriel H.R.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDBahasa Indonesia