Quarter-Life Crisis Saat Koas

Quarter-Life Crisis Saat Koas – Part 1

Oke, kali ini gw mau sharing dikit pengalaman gw ngalamin (yang gw diagnosis sendiri) quarter life crisis disaat gw koas.

Sebelum ada yang nyeletuk

“apaan jer quarter life crisis?”

Gw bakal jelasin dulu.

Quarter life crisis sendiri itu bukan diagnosis medis ya.

Baca juga: Komponen Penilaian UKMPPD: Apa Saja Yang Dinilai?

Ini kita bukan bahas suatu penyakit atau gangguan psikiatris yang “real” ada di buku-buku dan mungkin yang lebih terkenal itu juga saudaranya si quarter life crisis ini, yaitu mid life crisis.

So, paan sih ini krisis2?

Quarter (seperempat), life (hidup), dan crisis (krisis)…

Berarti seperempat hidup kita sedang suram?

Since krisis itu menurut KBBI kan artinya suatu keadaan yang suram atau genting.

.

.

.

Tapi ya ga gitu juga anjayy

Gampangnya si mid life dan quarter life crisis itu adalah fase di hiduplu dimana lu tuh ngerasa galau terus sama kehidupan lu.

Biasanya lu jadi mempertanyakan pilihan2 hidup lu, lu merasa ga cocok sama pekerjaan atau keadaan hidup lu saat ini.

Lu kadang merasa kayak mau ganti karir atau apapun deh yang berubah dari keadaan sekarang ini.

Atau mungkin kalau gw pribadi itu sebetulnya akar pertanyaannya:

“Apa sih purpose gw?”

Beda antara quarterlife sama midlife?

Yah kalo quarter life kira – kira dialamin pas umur

20 – 30 tahun-an.

Sementara mid life sekitar umur 40 tahun-an

Jadi buat kalian2 yang lagi merasakan  ini, tenang aja.

Hal yang kalian rasakan itu normal kok.

Banyak yang ngerasain juga. 

It is normal and it is okay

with that out of the way

Sekarang gw bakal cerita tentang pengalaman gw sendiri menghadapi life crisis ini sebagai mahasiswa kedokteran atau lebih tepatnya sebagai koas/coass/koass/koasisten/keset dan apapun itu sebutan lainnya.

Kenapa gw spesifik sebutin pas koas?

Karena dari cerita yang gw denger, buat mahasiswa kedokteran, koas itu merupakan masa – masa yang sulit.

Sulit dan banyak perubahan.

Kalau gw inget – inget lagi.. mungkin sebetulnya bibit – bibit life crisis ini udah ada semenjak gw di pre-klinik.

Bayangkan gw saat itu sebagai seorang remaja yang ga terlalu tau tentang dunia kedokteran,

Tapi memutuskan jadi dokter karena sepertinya menarik dan seumur – umur kalian hanya tau pekerjaan itu ngapain ya dokter.

Tanpa sebenernya tau juga jadi dokter itu kayak gimana. Gw suka biologi

Nah itu keadaan gw pas masuk  ke fk.

Saat masuk juga gw kira perjuangan gw akan selesai setelah gw berhasil menjadi dokter umum.

Yang saat itu di bayangan gw jg dokter umum itu kerjanya ya cuman di poli praktek nunggu pasien, nanti nanya2 pasien dikit, mungkin ada menyelamatkan nyawa sedikit.

Dan gw kira bakal financially secure setelah dokter umum.

Kalau kalian follow post post k2d, kalian tau realitanya kayak apa finance sebagai dokter umum  🙂

Tapi sampai situ gw masih semangat dengan dunia kedokteran.

Karena gw memang suka sama ilmunya, jadi gw masih optimis bahwa gw bisa menikmati kehidupan belajar seumur hidup di kedokteran.

Trigger utama gw mulai mempertanyakan hidup gw sebagai dokter muncul pas koas.

Karena kalau sebelumnya gw bisa tentram sebatas baca buku dan belajar, pas koas kita baru bener terjun ke dunia “kedokteran” yang sebenarnya.

 Dunia dimana untuk pertama kalinya gw mendapatkan sneak peek keseharian sebagai seorang dokter itu seperti apa.

And what I saw and experienced was not nice

Jam kerja yang harus bangun pagi dan pulang tengah malam.

Melihat konsulen – konsulen yang sudah mencapai “tujuan akhir” di kedokteran bekerja terus menerus hampir tanpa waktu untuk kehidupan lain di luar rumah sakit.

Melihat, bertemu, dan merawat oknum pasien – pasien yang terkadang menguji emosi dengan segala kelakarnya. 

Serta beberapa “sejawat nakes” yang menganggap koas sebagai budak yang bisa disuruh – suruh dan di palak.

It’s one thing to be treated as a slave and extorted by senior doctors that actually teaches you. Its another thing entirely when the bastard is not even teaching you anything”

-rant by NGHR

Yah kira – kira seperti itu sih trigger gw ngalamin quarter life crisis gw.

Buat detail tentang apa yang gw pikirkan selama gw ngalamin quarter life crisis dan gimana akhirnya gw berdamai dengan krisis itu, serta tips and trick buat kalian yang lagi galaw krisis hidup juga…

Gw bakal post sisanya di part 2 beberapa minggu lagi.

(Abis giliran gilbert bikin post minggu depan) – Yes nic, point well-received.

Soo, terima kasih sudah membaca post quarter-life crisis disaat koas dan ciao!

P.S: Jangan lupa untuk memfollow instagram kami @koas2doctor dan podcast kami dengan nama yang sama di platform mana pun kalian mendengarkan ini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDBahasa Indonesia