Statistical data abstract on paper and tablet

Pentingnya Karya Tulis Ilmiah di Kedokteran

Karya tulis ilmiah di kedokteran merupakan sesuatu yang ditakuti. Mengapa? Selain menambah “beban kerjaan”, karya tulis ilmiah dapat menunda kelulusan seorang mahasiswa/i (read: skripsi). Alasan ini pun bukanlah tanpa sebab. Banyak meme yang sudah menceritakan sedih dan pahitnya pelajar yang “tumbang” akibat karya tulis ilmiah. Namun, disini saya ingin mengajak kalian semua untuk melihat pentingnya karya tulis ilmiah terutama di kedokteran.

[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=vS5Zjdq2Enk[/embedyt]

Baca Juga: Apa Bedanya Preskas, Referat, dan Jurding?

Definisi karya tulis ilmiah adalah tulisan arugmentasi atau sebuah karya akademik yang tulisannya dapat bersifat naratif, eksposisi, argumentatif, atau deskriptif yang memiliki dasar ilmiahnya yang berupa daftar referensi.

Bagi pemula, karya tulis ilmiah dapat menjadi sesuatu yang menyeramkan dan tidak ada yang salah dalam melihat karya tulis ilmiah dalam pandangan seperti ini. Pertama-tama, cerita yang diangkat pastilah cerita yang mengkisahkan para senior-senior yang sudah tertahan berpuluh-puluh tahun tidak lulus karena hanya skripsi saja.

Mengapa demikian?

Karena kalau ceritanya adalah mahasiswa yang lulus tepat waktu tentu saja itu bukan menjadi sebuah cerita lagi, melainkan sebuah keharusan. Sehingga, cerita yang “luar biasa” atau “sangat jarang namun menarik untuk diceritakan” tentu saja akan ditonjolkan. Namun kenyataannya institusi tentu saja akan memperjuangkan anak muridnya untuk lulus tepat waktu, karena hal tersebut juga berpengaruh terhadap citra mereka.

Kembali ke tema pentingnya karya tulis ilmiah di kedokteran, publikasi baik dalam bentuk skripsi atau manuscript jurnal sangatlah penting karena melalui media ini ilmu kita akan selalu berkembang. Tanpa adanya jurnal penelitian yang sahih, ilmu kedokteran akan terus stagnan di tempat yang sama.

Selama di fakultas kedokteran, kemungkinan besar mayoritas dari kita merupakan konsumen dari jurnal ini. Kita hanya membaca saja jurnal tersebut tanpa terpikir bagaimana cara menulis sebuah manuscript untuk jurnal yang baik dan benar.

Masih teringat quote yang pernah dilontarkan oleh konsulen gue:

“Sudah saatnya kalian berpindah dari konsumen jurnal menjadi seorang produsen jurnal”.

Bagi kalian yang sudah memiliki mindset negatif mengenai menulis sebuah karya tulis ilmiah (KTI) atau berpikiran rendah mengenai kemampuan kalian, tentu saja kalian akan selamanya tidak dapat menulis sebuah KTI yang baik dan benar (kecuali diwajibkan seperti skripsi).

“Tapi kan dok, menulis itu ga wajib”.

Benar, tapi disinilah mengapa menulis karya ilmiah dapat menguntungkan kalian semua.

Menulis karya ilmiah dapat membuat cara berpikir kita lebih terstruktur. Dari pendahuluan hingga penutup, alur berfikir dan alur membaca jurnal akan menjadi lebih tertata. Sehingga, membaca jurnal atau journal reading bukanlah lagi sebuah masalah.

Dengan menulis karya ilmiah berulang-ulang, kita sedang melatih diri kita sendiri untuk menulis terus-menerus sehingga menjadi sebuah kemudahan bagi kita untuk menulis. Karya tulis  ilmiah nanti ini pun bisa kita cantumkan di CV sebagai “pelengkap” apabila ingin melamar PPDS di sebuah institusi tertentu.

Alasan yang terakhir dalam menulis karya ilmiah adalah memberikan kontribusi terhadap dunia ilmiah dan tidak hanya menjadi anggota “pasif” saja. Dengan berkontribsui terhadap dunia ilmiah, sekecil apapun, kita sebenarnya sudah berkontribusi terhadap kemajuan dunia ilmiah.

Tidak ada kata terlambat dalam memulai menulis sebuah karya tulis ilmiah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDBahasa Indonesia